twitter


Secara filosofis kemunculan pembelajaran terpadu sangat dipengaruhi oleh tiga aliran berikut : (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3) humanisme. Progesivisme secara singkat beranggapan bahwa proses pembelajaran pada umumnya perlu menekankan pada: (a) pembentukan kreativitas, (b) pemberian sejumlah kegiatan, (c) suasana yang alamiah, dan (d) memperhatikan pengalaman siswa.

Konstruktivisme beranggapan bahwa pengalaman langsung siswa adalah kunci dalam pembelajaran. Dengan kata lain, aliran konstruktivisme mengatakan bahwa pengetahuan, keterampilan dan perilaku seseorang diperoleh dari pembentukan (konstruksi) hal-hal tersebut melalui interaksi dengan obyek itu sendiri atau melalui pengalaman langsung. Humanisme menganggap bahwa siswa adalah: (a) memiliki keunikannya sendiri, (b) potensi, dan (c) motivasi masing-masing.

Pembelajaran terpadu dikembangkan selain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, diharapkan siswa juga dapat:
meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna.
mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah dan memanfaatkan informasi.
menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai-nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan.
menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain.
meningkatkan gairah dalam belajar.
memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh ketika menggunakan pembelajaran terpadu:
Banyak topik-topik yang tertuang disetiap mata pelajaran mempunyai keterkaitan konsep dengan yang dipelajari siswa.
Pada pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memanfaatkan keterampilannya yang dikembangkan dari mempelajari keterkaitan antar mata pelajaran.
Pembelajaran terpadu melatih siswa untuk semakin banyak membuat hubungan inter dan antar mata pelajaran, sehingga siswa mampu memproses informasi dengan cara yang sesuai daya pikirnya dan memungkinkan berkembangnya jaringan konsep-konsep.
Pembelajaran terpadu membantu siswa dapat memecahkan masalah dan berpikir kritis untuk dapat dikembangkan melalui keterampilan dalam situasi nyata.
Daya ingat (retensi) terhadap materi yang dipelajari siswa dapat ditingkatkan dengan jalan memberikan topik-topik dalam berbagai ragam situasi dan berbagai ragam kondisi.
Dalam pembelajaran terpadu transfer pembelajaran dapat mudah terjadi bila situasi pembelajaran dekat dengan situasi kehidupan nyata.

sumber: http://rudy-unesa.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar